Pembangunan Waduk Jatibarang di Semarang didasari oleh bencana banjir besar yang melanda kota Semarang pada tahun 1973, 1988, 1990, dan 1993. Pada tahun 1992- 1993 terciptalah master plan pembuatan waduk serba guna, yang dialiri air dari sungai kreo. Dalam pembangunan waduk yang terletak di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati itu, untuk mengisi air dilakukan pengalihan aliran sungai Kreo. Dengan demikian Pembangunan Bendungan terbebas dari genangan air sungai.Pengalihan dilakukan dengan membuat terwongan pengelak (Diverdion tunnel) sepanjang 421 meter dengan diameter 5,6 meter, di mana konstruksi dimulai tahun 2010 dan selesai 2011. Setelah itu dibuat bendungan pengelak (coffer dam) sehingga air masuk ke dalam terowongan.Waduk ini diharapkan mampu mengurangi banjir khususnya di Semarang Kota, dengan desain banjir 170 m3 per detik. Waduk tersebut juga mampu menampung total air sebanyak 20,4 juta m3 dan menyediakan air baku khususnya untuk wilayah Semarang Barat sebanyak 1050 liter per detik. Ada pun potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 1,5 MW yang bisa menunjang operasional waduk. Bangunan waduk baru itu memiliki tinggi 74 meter, panjang puncak 200 meter, dan lebar puncak 10 meter.